Fenomen Deja Vu dari Segi Agama Islam


    Pernahkah kamu ketika melakukan suatu kegiatan tiba-tiba terbesit dalam hati, “Sepertinyasayapernah melakukan hal ini. Tapi kapan ya?” padahal kamu belum pernah mengalaminya. Konon, orang yang sering mengalami hal itu memiliki bakat spiritual tinggi. 

   Para skeptis menganggap itu hanya sensasi. Namun banyak juga ahli yang percaya bahwa hal itu memang nyata. Ada yang menyebut bahwa peristiwa yang dirasakan berlangsung pada kehidupan silam. Ini bagi penganut paham reinkarnasi. Bagaimana bagi orang islam? Surat Al Hadid ayat 22 di atas memberi sekilas isyarat. Bahwa segala sesuatu yang belum terjadi, sudah tertulis dalam kitab. Tengoklahjugasurat Ash-Shaaffaat (37) ayat 96, “Allah menciptakankamudanapa yang kamuperbuat.” 

    Semua peristiwa di bumi dan semua perbuatan kita memang sudah ada sejak awal. Lalu, akan terjadi satu persatu secara berurutan. Dan pada waktunya, ante rekam dalam saraf penyimpan di otak, mungkin suatu ketika terjadi short-circuit, korslet di otak seseorang. Lintasan listrik di otak melompat nyerempet sinyal ke wilayah yang belum terjadi. Maka orang merasa sudah pernah mengalami atau melihat sesuatu. Padahal yang terjadi adalah dia “pernah” melihat, tetapi di masa depan. Selama ini “pernah” hanya dikaitkan dengan masa lalu. Gejala déjà vu memperluas makna “pernah” hanya dikaitkan dengan masa lalu. Gejala déjà vu memperluas makna “pernah” ke masa lalu dan juga masa depan. 
Sementara serang dokter asal Mesir, Ahmad Syauqi Ibrahim, juga mempunyai pendapat yang menarik. Ia mengatakan bahwa déjà vu terkait dengan aktivitas roh manusia ketika sedang tidur. Ketika tidur, roh kita keluar dari dalam tubuh dan pergi menuju ke alam roh, baik masa lalu maupun masa depan, namun ia tetap memiliki hubungan dengan tubuh. Mungkin itu sebabnya, kita pernah melihat seseorang yang tidur dengan mata bergerak-gerak meskipun setengah terbuka.
Tapi nyatanya dalam mimpi pun sering kali kita merasa sulit untuk menjelaskan bahkan mengingatnya. Berbicara tentang tidur, sebuah hadis Nabi Muhammad saw. berikut mungkin memiliki korelasi, “Manusia itu tidur, dan tatkala mereka mati barulah mereka bangun.”
Kita semua ini masih dalam keadaan “tidur”, semua yang kita alami di dunia hanyalah mimpi, tidak nyata. Kalau kita selalu mengingat-ingat hal ini, bahwa dunia hanyalah mimpi sementara, maka semua beban akan lepas. Semua masalah menjadi ringan karena kita yakin bahwa masalah dunia hanyalah masalah kecil. Ketika kita mengalami déjà vu, mungkin itulah hikmah dalam bentuk peringatan dari Allah agar kita berhati-hati dalam berbuat; dan jika telah berbuat kesalahan untuk tidak mengulanginya.
Kita tidak mau mengeluh: “Ya Tuhan ku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telahakutinggalkan.” (QS. Almu’minûn: 99-100).
Kita juga tidak ingin berteriak: “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami?” (QS. Yâsin : 52)
Wallahua'lam...



    

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

About this blog