RESUME PMDI

MUHAMMAD IQBAL (1877-1938) 
DINAMISME DALAM ISLAM 

A. Biografi 

Muhammad Iqbal lahir 9 November 1877 M, di Sialkot. Ayahnya bernama Muhammad Nur, seorang sufi yang salih. Sejak menginjak usia anak-anak, agama sudah tertanam dalam jiwanya. Pendidkan Iqbal bermula di Scottish Mission School di Sialkot. Di sekolah inilah ia mendapat bimbingan secara intensif dari Mir Hassan, seorang guru dan sastrawan yang ahli tentang saastra Persia dan menguasai bahasa arab. Setelah lulus dari sekolahan ini, Iqbal melanjutkan studinya lagi ke Lahore di Govern-ment College yang diasuh oleh Sir Thomas Arnold. Pada tahun 1899 mendapat gelar MA dengan konsentrasi di bidang tasawuf, yang kemudian ia diangkat langsung menjadi dosen bahasa arab di Oriental College, Lahore. Selepas dari Government College, ia atas saran Thomas Arnold meneruskan lagi ke Universitas Cambridge, London. Bidang yang ia tekuni yaitu filsafat moral. Ia mendapat bimbingan dari Jamest Ward dan seorang Neo Hegellian yaitu JE.Mac Taggart. 

Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan disinilah ia memperoleh gelar Ph.D.Ia bekerja sebagai pengacara, dosen filsafat, penceramah di beberapa Universitas kemudian masuk di bidang politik 1930 dan menjadi Presiden Liga Muslim. Muhammad Iqbal adalah penyair dan filosof. Pemikirannya mengenai kemunduran dan kemajuan umat Islam yang mempengaruhi pada gerakan pembaharuan dalam Islam. Faham dinamisme Islam yang ditonjolkan oleh Iqbal mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan di India.Beliau wafat pada tahun 1938 dengan usia 62 th akibat penyakit tenggorokan yang misterius. 

B. Kerangka pemikiran dinamisme islam 

Dalam pembaharuannya Iqbal tidak berpendapat bahwa dunia baratlah yang harus dijadikan model utama dalam pemikiran islam, karena dunia barat menganut kapitalisme dan imperealisme yang penilaiannya banyak dipengaruhi oleh materialisme dan mulai meninggalkan agama. 

Menurut Iqbal hukum dalam Islam sebenarnya tidak bersifat statis tetapi berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pintu Ijtihat tidak pernah dan tidak akan tertutup. Selanjutnya, kemunduran Islam menurut Iqbal disebabkan adanya otoritas perundang-undangan yang secara totalitas yang melumpuhkan perkembangan pribadi dan menyebabkan hukum Islam praktis tidak bisa bergerak sama sekali. Menurutnya, meskipun semua orang sunni menerima ijtihat sebagai alat perubahan dan kemajuan, namun dalam prakteknya prinsip tersebut dipagari dengan banyaknya persyaratan yang terlalu berat. Sehingga dikit sekali mereka yang dapat melakukannya. Sehingga Iqbal berkesimpulan bahwa dunia(pemikiran) ini adalah Dinamis. 

Tujuan akhir setiap manusia adalah hidup, keagungan, kekuatan, dan kegairahan.Teori dinamika Iqbal ini diawali dengan kesadaran sendiri bahwa kita ini harus bangkit dari keterpurukan. Konsep sendiri inilah yang menjadi dasar teori dinamika Iqbal.Didalam diri terdiri tiga sumber lagi yaitu serapaan inderawi, rasio, dan instuisi. Ketiga sumber terakhir ini sekaligus sebagai penimba dan pengolahan bahan baku pengetahuan agar seseorang menjadi tahu. Pemikiran Iqbal mengenai Negara misalnya, ia mengisyaratkan bahwa Negara Islam merupakan suatu masyarakat yang keanggotaannya berdasarkan keyakinan agama yang sama, dan bertujuan untuk merealisasikan suatu kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Dengan konsep seperti ini, ia menolak gagasan nasionalisme wilayah yang dianggapnya bertentangan dengan persaudaraan secara universal sebagaimana yang ditegakkan Rasulullah SAW. 

C. Tujuan dinamisme Islam 
1. Pengungkapan beberapa prinsip-prinsip Islam 
2. Mengubah pola pemikiran manusia dari statis ke arah dinamis 
3. Mengubah pemikiran umat islam agar sesuai dengan perkembangan IPTEK, dan falsafah modern 
4. mengubah pemikiran agar mau membuka pintu ijtihad 
5. Mengubah pemikiran agar mau untuk membuka pintu Ijtihad, karena menurutnya pintu ijtihad tidak pernah akan tertutup. 

Jadi Iqbal dengan gerakan reformasi pemikiran keagamaan dalam islam itu, menginginkan kembalinya kejayaan bagi umat islam. Pemahaman yang benar tentang islam, menurut Iqbal menjadikan alam materi dan alam nyata bukan suatu yang keji tetapi sebagai lapangan perjuangan demi personalitas. 

D. Karakter berpikir dinamis 

Beberapa karakter atau cara berfikir dinamis adalah sebagai berikut : 
1. Memilih fenomena berpikir yang kompleks 
2. Mempunyai psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skop pribadi yang luas. 
3. Dalam judgmaent-nya lebih mandiri 
4. Dominan dan lebih besar pertahanan diri 
5. Menolak superssion sebhagai komunisme kontrol. 

MUHAMMAD ABDUH (1849-1905) 
Ijtihad dan Modernisasi Pendidikan Islam 

A. Biografi 

Muhammad Abduh lahir pada tahun 1849 M (1265 H) di desa Mahallah Nasr, suatu perkampungan agraris termasuk Mesir Hilir di provinsi Gharbiyah, tetai ada yang mengatakan bahwa dia lahir sebelum tahun itu, disekitar tahun 1845 M. Ayahnya bernama Abduh ibnu Hasan Khairillah, mempunyai silsilah keturunan dengan bangsa Turki dan ibunya Junainah bin Utsman Al Kabir, mempunyai keturunan dengan Umar bin Khattab. Orang tuanya sangat memperhatikan terhadap pendidikan Muhammad Abduh. Ayahnya bahkan mendatangkan seorang guru untuk mengajar Muhammad Abduh secara privat dirumahnya untuk memberi pelajaran membaca dan menulis saat usia 10 tahun (1859 M). Kemudian masa-masa hidupnya ia dedikasikan untuk belajar pada pamannya, Syekh Darwis Khadr di Tanta dan Al Azhar. 

Pada tahun 1877 M studinya selesai di Al Azhar dengan hasil yang sangat baik dan mendapat gelar alim dan kelulusannya mendapat gelar Darajah Al Tsani (amat baik). Kemudian dia diangkat menjadi dosen ilmu kalam dan logika di Al Azhar. Selain itu, dia mengajar ilmu kalam, sejarah, ilmu politik dan kesusateraan Arab di Universitas Darul Ulum. Karya-karya Muhammad Abduh yang terkenal adalah Risalah at-Tauhid, Nahj Al Balaghah, The Theology of Unity, Tafsir Juz ‘Amma, dan karya monumentalnya, Tafsir Al Mannar. 

B. Ijtihad 

Umat islam mengalami kejumudan (membeku, statis, berpegang teguh pada adat) tidak mengehendaki perubahan dan tidak mau menerima perubahan ini yang menyebabkan Muhammad Abduh menyerukan Anti Taqlid. Sikap ini pada gilirannya akan melahirkan sikap antisipasi terhadap perkembangan sains moderen. Dalam hal berijtihad Muhammad Abduh menekankan hanya bagi orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kekuatan intelektual yang boleh melakukan ijtihad, orang awam hendaknya mengikuti ulama yang mereka percaya dan mengikuti ulama salaf. Abduh mengajak untuk membuka kembali pintu ijtihad, bahwa agama dan ilmu tidak ada pertentangan. Al-Qur’an bukan hanya sesuai dengan ilmu pengetahuan tetapi juga mendorong untuk mengembangkannya. 

Menurut Abduh, kita harus menggunakan akal afar tidak taqlid, taqlid biasanya dipakai dalam ilmu fikih berkaitan dengan orang yang tidak mengetahui langsung dalil-dalil agama lalu mereka mengikuti saja praktek keberagamaannya pada orang-orang yang patut diteladani. Taqlid sendiri tidak boleh dilakukan dalam bidang aqidah karena aqidah merupakan kepercayaan batin terdalam yang berfungsi sebagai fondasi dalam beragama. 

Aqidah menempatkan akal pada posisi yang istimewa, hubungannya dengan aqidah dan syari’at, akal dapat sampai pada pengetahuan bahwa Tuhan itu ada (Maujud) bukti-buktinya adalah eksistensi alam raya ini. Akal dapat mengetahui yang baik dan yang buruk, manfaat maupun yang mudhlarat. Meskipun keberadaan akal sangat luhur dan dapat mengetahui beberapa hal, tetap membutuhkan sesuatu selainnya sebagai sebagai sumber pengetahuan. Sesuatu itu adalah wahyu yang datang dari Tuhan. Jadi wahyu turun untuk menyempurnakan akal. 

Menurut Abduh manusia berbuat atas kemauannya sendiri namun daya, kemauan dan pengetahuan yang ada pada manusia tidaklah sempurna. Artinya bahwa dalam menjalani hidup, kemauan bebas manusia itu tidak mungkin berjalan sepenuhnya sesuai dengan apa yang diinginkan, sebab ialah karena berbagai faktor yang berada diluar jangkauan kekuasaannya. Kemampuan manusia dibatasi oleh kelemahan, maka berbuat bebas disini masih terikat oleh nilai ketuhananan, bukan sebebas-bebasnya. 

C. Pendidikan Abduh adalah seorang yang peduli sekali dengan dunia pendidikan. 

Menurut Muhammad Abduh bahasa arab perlu dihidupkan untuk itu metodenya perlu diperbaiki dan ini kaitannya dengan metode pendidikan. Para peserta didik, menurut Abduh tidak perlu menghabiskan waktu untuk membahas gramatika bahasa yang rumit dan langsung saja membahas makna serta analisis yang mendalam dari teks pelajaran yang dikaji. Sawito dalam bukunya yang berjudul Sejarah Sosial Pendidikan Islam, mengatakan bahwa bagi Muhammad Abduh, yang harus diperjuangkan dalam satu system pendidikan adalah pendidikan yang fungsional, yang meliputi pendidikan universal bagi semua anak, laki-laki maupun perempuan. Semuanya harus mempunyai dasar membaca, menulis, berhitung dan harus mendapatkan pendidikan agama. Dalam pendidkan Abduh, siswa sekolah menengah haruslah mereka yang ingin mempelajari syari’at, militer, kedokteran, atau ingin bekerja pada pemerintah, kurikulumnya meliputi pengantar pengetahuan, seni logika, prinsip penalaran, teks tentang dalil rasional, serta teks sejarah yang meliputi berbagai penaklukan dan penyebaran islam. 

Latar belakang lahirnya ide-ide pendidikan Muhammad Abduh disebabkan oleh faktor situasi sosial keagamaan dan situasi pendidikan yang ada pada saat itu. Karena Muhammad Abduh beranggapan bahwa kejumudan pemikiran telah merasuki berbagai bidang kehidupan seperti bahasa, syari’ah, akidah dan sistem masyarakat. Dalam bidang pendidikan formal Muhammad Abduh mengarahkan pemikirannya kepada empat hal, yaitu tujuan, kurikulum, metode pengajaran dan pemberian pendidikan pada wanita. Untuk mengimbangi antara pengetahuan agama dan pengetahuan umum dia memasukkan kurikulum ilmu-ilmu yang sebelumnya diabaikan seperti etika, sejarah, geografi, matematika, aljabar dan ilmu ukur walaupun banyak perlawanam pada kurikulum tersebut. Disinilah Abduh ingin menyampaikan tentang tujuan pendidikan yaitu pendidikan agama dan umum yang berorientasi pada pencapaian kebahagiaan melalui pendidikan jiwa dan kebahagiaan di dunia dengan pendidikan akal. Muhammad Abduh merumuskan kurikulum pendidikan mulai dasar sampai atas, yaitu : 

1. Tingkat Sekolah Dasar 
a. Membaca 
b. Menulis 
c. Berhitung samapi dengan tingkat tertentu 
d. Pelajaran agama dengan bahan-bahan akidah menurut versi Ahl al-Sunnah, serta fikih dan akhlak yang berkaitan hal dan hara, perbuatan-perbuatan bid’ah serta bahayanya dalam masyarakat. 
e. Sejarah, mencakup sejarah Nabi dan para sahabat, akhlak mereka yang mulia, serta jasa mereka terhadap agama. 

2. Tingkat Menengah 
a. Manthiq dan dasar penalaran 
b. Akidah yang dikemukakan dengan pembuktian akal dan dalil-dalil yang pasti. 
c.  Fikih dan Akhlak 
d. Sejarah islam yang menyangkut dengan sejarah Nabi, sahabat dan penaklukan-penaklukan yang terjadi dalam beberapa abad sampai pada penaklukan kerajaan Usmaniah. 

3. Tingkat Atas 
Pelajaran agama ditingkat ini adalah untuk golongan mereka yang akan menjadi pendidik yang disebutnya sebagai golongan yang arif (Urafa’ al-ummat). Pelajaran yang diberikan mereka mencakup. 
a. Tafsir 
b. Hadits 
c. Bahasa Arab dengan segala cabangnya 
d. Akhlak dengan pembahasan yang terinci sebagai yang diuraikan al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin. 
e. Ushul Fikih 
f. Sejarah yang termasuk di dalamnya sejarah Nabi dan sahabat yang diuraikan secara terinci. Sejarah peralihan penguasa-penguasa islam, sejarah kerajaan Usmaniah dan sejarah jatuhnya kerajaan islam ke tangan penguasa lain dengan menerangkan sebabnya. g. Retorika dan dasar-dasar berdiskusi h. Ilmu kalam   

ASGHAR ALI ENGINEER (1939-2013) 
Theologi Pembebasan 

 Asghar Ali Engineer dilahirkan dalam keluarga lingkungan Ortodoks Bohro pada tanggal 10 Maret 1939 di Sulumber, Rajastan (dekat Udaipur) India. Ayahnya Syeikh Qurban Husein. Semenjak kecil Asghar Ali mendapat pendidikan dari ayahnya mengenai Bahasa Arab, Tafsir, Hadits dan fiqh. Mencermati tahun kelahirannya dapat dipastikan kondisi sosio-politik pada saat itu diwarnai ketegangan antara Hindu dan Muslim dalam perebutan otoritas politik. Menurut Asghar Ali, Islam datang dengan semangat pembebasan, akan tetapi sepeninggalan Nabi Muhammad, Islam kehilangan peran vitalnya. Salah satunya terlihat dalam konsep teologinya.Teologi Islam yang pada awalnya dekat dengan keadilan social dan ekonomi, mulai beralih ke masalah-masalah eskatologi dan masalah yang bersifat duniawi, yang menurutnya dimulai pada masa muawiyah. 

Asghar Ali melihat Islam sebagai agama yang mengandung semangat pembebasan.Oleh karena itu, Asghar mencoba untuk merevitalisasi nilai-nilai pembebasan Islam dan merumuskan Islam sebagai teologi pembebasan. Pada masa Nabi Muhammad dulu, masyarakat Arab dikenal fanatic terhadap suku mereka, dengan memandang rendah orang di luar kelompoknya.Selain itu perbudakan merupakan sesuatu yang biasa.Tindakan Nabi memilih sahabat Bilal sebagai mu’adin merupakan tindakan penyetaraan. Pada masa Nabi untuk pertama kalinya perempuan mendapat banyak hak yang sebelumnya tak terbayangkan.Nabi menetapkan, perempuan bisa mewarisi, bisa mempunyai hak milik sendiri, bisa minta cerai, dan menentukan dirinya sendiri. Hal mendasar yang dilakukan Engineer adalah berusaha memaknai kembali atau member makna baru pada Islam untuk membebaskan manusia dari segala bentuk ketertindasan, kedaliman, dan keterbelakangan lewat teologi pembebasan. 

SEYYED HOSSEIN NASR (1933) 
Alam Pemikiran Islam Tradisional dan Kritik atas Dunia Modern 

A. Biografi 

Seyyed Hossein Nasr adalah salah seorang pemikir kontemporer Islam terkemuka di Amerika. Beliau juga merupakan salah seorang filosof muslim terkemuka. Lahir pada tanggal 17 April 1922 di Teheran Iran. Beliau ini terhalir dari ahli bait terpelajar. Beliau ini mendapatkan pendidikan dasar tradisional di Iran, kemudian dia pindah ke Qum untuk mengkaji ilmu tasawuf, kalam, dan filsafat. Selanjutnya beliau menempuh pendidikan di Massachusetts Institute og Technology (MIT) dan Harvard University Amerika Serikat, dan selanjutnya beliau kembali ke Iran. Pendidikan tradisional yang didapat oleh Nasr telah membawanya untuk melihat dunia Barat modern yang saat itu sangat menarik sekaligus mengancam.Ia memilih mempelajari sains dan terutama fisika, karena menurutnya sains akan memnuhi keinginannya untuk mengerti akan hakikat dari segala sesuatu yang dihadapinya. 

Pemikiran Nasr sangat kompleks dan multidimensi. Sebagian orang mungkin menggolongkan Seyyed Hossein Nasr sebagai tokoh neo-modernis mengingat kepeduliannya kepada konformitas Islam dengan dunia modern, apalagi ia meyakini bahwa Islam mampu menjawab tantangan spiritual dunia modern. Karakteristik lain yang dapat dilihat dari Nasr adalah karakternya sebagai cendekiawan muslim yang dibesarkan dalam tradisi Islam “tradisional” dan “Barat modern”. Seperti pengakuannya bahwa ia hidup dalam tension yang berlanjut. 

B. Tradisionalisme 

Tradisi mirip dengan sebuah pohon akar-akarnya tertanam melalui wahyu didalam sifat illahi dan darinya tumbuh batang dan cabang-cabang sepanjang zaman.Dijantung pohon tradisi itu berdiam agama, dan saripatinya terdiri dari barakah yang karena bersumber dari wahyu memungkinkan pohon tersebut terus hidup.Tradisi menyiratkan kebernaran yang kudus, yang langgeng, yang tetap, kebijaksanaan yang abadi, serta penerapan bersinambung prinsip-prinsip yang langgeng terhadap berbagai situasi ruang dan waktu. Para tradisionalis bersikeras untuk mengukuhkan pertentangan antara tradisi dengan modernitas itu karena sifat modernitas itu sendiri telah menimbulkan citra yang sama dibidang religius dan metafisika yaitu menampakan yang setengah benar sebagai kebenaran. Islam tradisionalis memandang manusia bukan sebagai makhluk yang terpenjara oleh akal.Signifikasi Islam tradisional dapat pula dipahami dalam sinaran sikapnya terhadap fase Islam. 

C. Kritik terhadap Modernitas 

Peradaban Barat telah menimbulkan multi krisis, baik krisis moral, spiritual, dan krisis kebudayaan yang dimungkinkan lebih disebabkan corak peradaban modern insdustrial yang dipercepat oleh globalisasi yang merupakan rangkaian dari kemajuan Barat pasca renaisans yang membawa nilai-nilai antroposentrisme dan humanisme sekuler.Paham yang serba mendewakan manusia dan kehidupan dunia yang sifatknya temporal. Satu hal yang dianggap sebagai kegagalan peradaban modern yang paling fatal ialah percobaan manusia untuk hidup dan menafikkan keberadaan Tuhan dan agama.Teologi yang dipahami dalam konteks Barat adalah hal yang utama bagi Kristen, berbeda dengan Islam yang menempatkan teologi tidak sepenting hukum Islam.Nasr berkeyakinan bahwa akal dapat mendekatkan manusia kepada Tuhan apabila akal itu utuh dan sehat. 

Sebagai manusia yang telah dibimbing oleh agama, kita tidak seharusnya mencontoh apa yang menjadi sisi negatif dari modernisasi di dunia Barat meskipun peranan modern itu lahir dari sebuah keunggulan metodologi sains. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mengusahakan agar bagaimana iman, ilmu, dan teknologi senantiasa berjalan beriringan. Manusia modern harus kembali diingatkan dan diarahkan kepada kesucian, Tuhan yang merupakan asal dan sekaligus pusat dari segala sesuatu dan kepadanyalah manusia kembali.Tentulah sudah merupakan suatu konsekuensi apabila manusia harus mengabdi kedapa Tuhan.Sebagian besar orang Barat telah menyadari bahwa ada penyakit dalam peradaban mereka yang telah menghanguskan fitrah manusia, hanya saja mereka merupakan pribadi yang sebelumnya telah banyak diracuni penyakit, dan setelah itu mereka tidak tahu untuk mengobatinya.Obat itu sebenarnya ada pada diri kita sendiri, bukan ada pada orang diluar kita.Obat itu ada pada peradaban kita yang Ilahiyah, Insaniyah, dan Universal. 

D. Pembaharuan ke Arah Islam 

Tradisi Meskipun Nasr adalah intelektual yang berpihak tradisi Nasr tetap menyerukan gerakan pembaharuan dalam Islam (tajdid). Akan tetapi perlu digaris bawahi bahwa tajdid yang artinya secara bahasa asalah “pembaruan, moderniasasi” disini diartikan sebagai upaya mengembalikan pemahaman agama kepada kondisi semula sebagaimana masa nabi.Namun ini bukan berarti hukum agama harus kembali seperti pada masa nabi, melainkan melahirkan keputusan hukum syar’i dengan membersihkan dari unsur-unsur bid’ah, khurafat dan pikiran-pikiran asing. 

Menurut Nasr kalau Islam mau maju harus kembali tradisional.Semangat pembaharuan (tajdid) ini merupakan cita-cita Nasr untuk mengembalikan Islam pada kedudukannya semula yang sekarang ini sudah terkontaminasi modernisasi barat yang sekuler, dan meninggalkan nilai-nilai Ilahiah dan insaniah. 

Pembaruan yang dilakukan oleh Nasr adalah mengembalikan manusia pada asalnya sebagaimana telah dilakukan manusia dalam perjanjian suci dengan Tuhannya. Nasr berpendapat bahwa pembaruan tidak bisa hanya dilakukan dari sisi materi saja, akan tetapi juga yang paling dasar adalah melakukan perubahan dari dalam dirinya sendiri, untuk kemudian ia melakukan pembaruan terhadap realitas yang ada disekitarnya. Nasr telah berhasil menciptakan batasan-batasan antara Islam dan Barat, tradisi dan modernisasi, dan dengan itu semua orang bisa memilih posisi dimana ia akan mengambil tempat.   

MUSTAFA KEMAL ATATURK (1881-1938)
SEKULARISME DI TURKI 

A. Biografi

Mustafa Kemal Ataturk pada tahun 1934, lahir di Salomika, suatu kota yang kini menjadi salah satu kota besar di Yunani pada tahun 1881 dan meninggal dunia pada tahun 1938 di Istambul. Ia berasal dari keluarga yang taat beragama. Ayahnya bernama Ali Reza dan ibunya bernama Zubaede Khanin. Dalam usianya ke 14 tahun ia tamat sekolah dan melanjutlkan nkesekolah latihan militer dan di sana ia mendapatkan pangkat sebagai kapten. Ketika di Istambul, Mustafa Kemal dengan teman-temannya mendirikan perkumpulan rahasia yang menerbitkan surat kabar, tulisan-tulisan dan mendukung kritik terhadap pemerintahan sultan, kemudian ia di tangkap bersama teman-temannya dan di penjarakan berbulkan-bulan. 

Di tahun 1907 ia di pindahkan ke Salomika di staf umum. Dan membentuk perkumpulan persatuan yang berpusat di ibu kota. Dalam perkumpulan di Salomika, Mustafa Kemal Ataturk mengeluarkan pendapatnya tentang partai dan tentara, yang skeduanya telah bergabung menjadi satu dalam perkumpulan tersebut. Mustafa menyatakan agar Negara dan konstitusi dapat di pertahankan di perlukan tentara yang kuat di satu pihak dan partai yang kuat di pihak lain, tetapi tidak boleh di gabungkan. Mustafa Kemal dan Ali Fethi akhirnya di buang ke Sofia, Ali Fethi sebagai duta dan Kemal sebagai atase militer. Disinilah kemal berkenalan dengan peradaban barat. Pada tahun 1920, ia telah mendirikan Nasional Assembly (Dewan Nasional) di Ankara. Selanjutnya Mustafda dan kawan-kawannya dari golongan nasionalis bergerak terus dan dengan perlahan-lahan dapat mengusai situasi, sehingga sekutu terpaksa mengakui mereka sebagai penguasa defacto dan dejure di Turki pada tahun 1923. 

1. Sekularisme 

Secara etimologi sekuralisme berasal dari kata saeculum (bahsa latin), mempunyai arti dengan dua konotasi waktu dan lokasi. Waktu menunjukan pada pengertian sekarang atau kini, dan waktu menunjukan kepada dunia atau duniawi. Sekularime juga memiliki arti fashuluddin anilhaya yaitu memisahkan peran agama dari kehidupan yang berarti agama hanya mengurus hubungan antara individu dan penciptanya. Maka secara bahasa bisa di artikan sebagai faham yang hanya melihat kepada kehidupan saat ini dan di dunia ini saja. Sekularisme pertama kali di temukan oleh George Jakop Holyoke pada tahun 1864. Holyoke menggunakan istilah ini dalam arti sebagai filsafat praktis untuk manusia yang menafsirkan dan mengorganisir kehidupan tanpa bersumber dari supernatural. Secara terminologis Holyoke memaknai sekularisme sebagai paham pemisahan agama dari segala aspek kehidupan, yang dengan sendirinya akan melahirkan pemisahan agama dari Negara dan politik. Sekularisme menjadi sebuah paham kenegaraan yang begitu kuat setelah masa Aufklarung yang juga kita kenal sebagai zaman pencerahan pada kaisar abad ke 17 M. Terdapat tiga pola sekularime pemisahan pemerintaan yaitu :
1. Pemisahan Revolusioner
2. Pemisahan Konstitusional 
3. Tanpa Pemisahan 

2. Sekularime Mustafa kemal
1. Politik: Hal yang menojol pada revolusi Mustafa Kemal adalah bagaimana bentuk Negara yang di inginkan, bagi Mustafa kedaulatan harus berada di tangan rakyat. Hal ini tidak sejlan dengan fakta politik tradisional Turki yang memandang bahwa kedaulatan itu terletak di tangan Tuhan yang di jalankan oleh sultan atau khalifah. Ide Mustafa kemal di terima oleh Majelis Agung Nasional pada tahun 1920. Kemudian Mustafa mengusulkan agar jabatan sultan dengan kekuasaan temporal yang ada padanya di hapus saja untuk menghindari adanya dualism pada kekuasaan eksekutif. 

Dalam konstitusi 1921 di tegaskan bahwa kedaulatan terletak di tangan rakyat, jadi bentuk Negara harus republik. Dan pada tahun 1923, Majlis Nasional Agung mengambil keputusan bahwa Negara adalah republik dan Mustafa adalah presidennya yang di pilih dan jabatan khalifah di pegang Abdul majid masih menimbulkan kekacauan teori dan praktek.Pada tanggal 3 maret 1924, di putuskan pengahpusan jabatan khalifah. 

Usaha Mustafa selanjutnya adalah memasukan prinsip sekularisme dalam konstitusipada tahun 1928. Pada tahun 1937 barulah repulik Turki menjadi Negara sekuler. 

2. Pendidikan dan kebudayaan
Pada tahun 1923, Mustafa atas nama pemerinta, memerintah untuk membangun suatu lembaga studi islam yang di beri tugas mengkaji filsafat islam dalam hubungannya dengan filsafat barat, kondisi praktis, ritual, ekonomi, penduduk muslim. Tujuan lain lembaga tersebut adalah untuk mendidik dan mencetak serta membentuk mujtahid modern, mampu menafsirkan al-qur’an, agar umat islam Turki memperluas wawasannya lewat pemahaman agama secara lebih terbuka dan rasional. 

3. Kemasyarakatan
Adanya kemajuan di bidang tersebut karena membawa perubahan dalam kehidupan bermasyarakat mereka yang berhasil memperoleh kesempatan memanfaatkan peluang-peluang baru yang muncul itu dan perubahan tersebut. Hal itu di pahami sebagai gejala mobilisasi pada masyarakat yang mulai berkembang. Mereka memperoleh kemajuan yang berarti mereka tidak cekatan akan tetap pada semula. 

FAZLURRAHMAN (1919-1988)
Membuka Pintu Ijtihad

A. Biografi

Fazlurrahman lahir di Pakistan pada tahun 1919, kemudian tumbuh dan berkembang dengan latar belakang pendidikan tradisional hingga usia 39 tahun. Pendidikan formalnya dimulai dari Madrasah.Selain itu juga mendapatkan pelajaran dari orang tuanya yang merupakan seorang ulaa dari Deobond. Setelah tamat sekolah menengah, ia melanjutkan studi di sebuah Universitas di Arab. Meskipun Fazlurrahman terdidik di lingkungan tradisional, sikap kritisnya menggambarkan ketidakpuasannya terhadap sistem pendidikan tradisional. Hal ini terlihat dengan keputusannya untuk melanjutkan studi di Universitas Oxford. Keputusannya tersebut merupakan awal sikap kontroversinya yang mendapat kecaman keras dari ulama-ulama Pakistan yang memandang negative setiap kecenderungan Barat meskipun hal itu dilakukan demi kebaikan dan kemajuan umat Islam. Tahun 1950, Rahman menyelesaikan studi doktornya di Oxford dengan disertasinya tentang Ibnu Sina. Kemudian ia mengajar beberapa saat di Burham University, lalu menjabat sebagai Associate Professor of Philosophy dalam bidang Islamic Studies di Mcill University Canada. Sekembalinya di Pakistan pada tahun 1962, ia diangkat sebagai Direktur pada Institute of Islamic Research. Di sana Rahman intens dalam usaha-usaha menafsirkan kembali Islam untuk menjawab tantangan masa itu.

Gagasan-gagasan liberal Rahman, yang mempresentasikan kaum modernis, selalu mendapat serangan dari kalangan ulama tradisionalis dan fundamentalis di Pakistan. Sehingga pada akhirnya terjadilah demonstrasi massa dan aksi mogok total yang menyebabkan Rahman mengundurkan diri sebagai direktur di lembaga tersebut. Kemudian ia memutuskan untuk hijraah ke Chicago untuk menjaba sebagai Guru Besar dalam kajian Islam .bagi Rahman tampaknya tanah airnya belum siamenyediakan lingkungan kebebasan intelektual yang bertanggung jawab. Pengabdiannya sebagai profesor di Universitas Chicago berawal sejak 1970.

Sepanjang karier intelektualnya, Rahman telah menghasilkan banyak karya, di antaranya Islam and Modernity, Philosophy and Orthodoxy, Islam and Modernity, Transformation of an Intellectual Tradition, Health and Medicine in the Islamic Tradition.

B. Neo Modernisme

Menurut Rahman semnagat melakukan kajian modernisme adalah sebuah keharusan bagi seorang pemikir pembaru.Karena prinsip esensial dari modernism adalah bentuk protes terhadap hak untu mengkaji secara bebas sumber-sumber Islam dan menerapkan pemikiran modern dalm enafsiran mereka tanpa mengabaikan ajaran yang telah diwariskan oleh para ulaa dan fuqaha terdahulu.

Kemunculan gerakan neo modernism setelah modernis dan tradisionalis merupakan koreksi atas gerakan-gerakan sebelumnya, sekaligus menjembatani antara arus modernisme dan tradisioanlisme. Sikap modernis yang menentang pemikiran tradisioanlis telah mengurangi inspirasi-inspirasi intelektual yang merupakan landasan Islam historis. Akan tetapi kaum tradisionalis juga terlalu apriori terhadap ide-ide baru serta terlalu berorientasi pada masa lampau.

Sebagai seorang neomodernisme, metodologi tafsir Rahman adakah meletakkan ayat-ayat Al Qur'an dalam suatu setting sosiologisnya, yaitu dlama lingkungan Nabi bergerak dan bekerja, serta pentingnya membuat distingsi antara tujuan atau ideal moral Al Qur'an dengan ketentuan legal spesifiknya telah dirintinya pada periode ini.

C. Membuka Pintu Ijtihad

Adanya pernyataan atau fatwa “pintu ijtihad ditutup”, menurut Masyafu’ Zuhdi hal tersebt memiiki tujua positif yaitu untuk mencegah orang-orang yang tidak meiliki syarat untuk berijtihad mengeluarkan fatwa-fatwa dengan sesuka hatinya pada masyarakat. Namun di balik itu, tertutupnya pintu ijtihad juga akan menimbulkan akibat, di antaranya yaitu: - Berhentinya perkembangan fiqih , sehingga fiqih Islam menjadi statis - Umat Islam menjadi statis dan tidak kritis yang mengakibatkan kemunduran dan keterbelakangan umat Islam - Fokus perhatian umat Islam dan ulama berpindah, dari Al-Quran dan Sunnah menjadi beralih ke fatwa imam-imam mahzabnya.

D. Metodologi double movement

Selaras dengan konsep dasar-dasar hukum Islam khususnya Al Qur'an dan Sunnah, selanjutnya Rahman membuat konsep Ijtihad yang khas dengan metode yang khas pula. Metode tersebut memuat di dalamnya dua gerakan, gerakan pertama berangkat dari situasi sekarang ke masa Al Qur'an diturunkan sa gerakan kedua yaitu sebaliknya.

Gerakan pertama dalam proses atau metode penafsiran ini ada dua langkah. Pertama, ketika penafsir kn memecahkan suatu masalah yang muncul di situasi saat ini, maka penafsir seharusnya memahami arti atau makna dari ayat Al-Quran yang merupakan jawabannya secara historis. Langkah kedua, menggeneralisasikan jawaban-jawaban spesifik tersebut dan menyatakannya sebagai pernyataan yang mempunyaitujuan moral-sosial umum. Dalam proses ini perhatian harus ditujukan pada ajaran Al Qur'an sebagai suatukeseluruhan. Hak ini karena ajaran Al Qur'an tidak mengandung kontradiksi, semuanya padu, kohesif, dan konsisten.

Gerakan kedua, ajaran-ajaran yang bersifat umum dibutuhkan dalam konteks sosio historis yang konkrit pada masa sekarang. Hal ini membutuhkan kajian yang cermat atas situasi yang sekarang dan mengubah kondisi sekarang yang diperlukan sehingga nilai-nilai Al-Quran dapat diimplementasikan secara baru.

Inti pemikiran Rahman di atas adalah merumuskan visi etika Al-Quran yang utuh sebagai prinsip umum dan kemudian menerapkan prinsip umum tersebut dalam kasus-kasus khusus yang muncul pada situasi sekarang.

MOHAMMAD ARKOUN (1928-2010)
Nalar Islam

A. Biografi

Mohammad Arkoun lahir pada tanggal 1 Februari 1928 di Taourito Mimoun, Kabilah sebelah timur Aljir, Aljazair, suatu daerah yang terletak di pegunungan Berber. Arkoun melanjutkan studi bahasa dan sastra Arab di Universitas Aljir (1950-1954), sambil mengajar bahasa arab pada sebuah sekolah menengan atas di Al-Harach. Pada tahun (1954-1962) Arkoun melanjutkan stidi bahasa Arab dan sastra Arab di Universitas Sorbone, Paris. Pada tahun (1956-1959) memberi kuliah di Universitas Strasbourg. Pada tahun 1961 di angkat sebagai dosen di Universitas Sorbone sampai tahun 1969, pada tahun 1970-1972 mengajar di Universitas Lyon dan menjadi guru besar di Universitas Sorbone. Perjalanan panjang hidupnya sebagai scholar Islam ditandai dengan terbitnya karya-karyanya sebagai penerbit pertama yang menggunakan bahasa Peracis.

B. Kritik Nalar Islam

Skolastisitas Islam yang hendak dilampaui Arkoun adalah:
a. Tidak sadar akan keterkaitan antara pemikiran bahasa dan sejarah
b. Tidak membedakan antara mitos dan sejarah
c. Cenderung apologetic
d. Dan cenderung menunjukkan segala segala hal pada apa yang dianggap sebagai kebenaran asli yang diidealkan. Modernitas yang hendak dikejar Arkoun adalah sikap kritis dan rasionalnya.

Yang dimaksud Arkoun sebagai Kritik Nalar Islami yaitu kritik adalah penelitian mengenai syarat-syarat kesahihan, nalar adalah sekelompok orang berpikir, sedangkan Islami adalah karya-karya Arkoun yang lebih sering dibatasi hanya pada nalar yang terbentuk dan terbakukan sejak masa as-Syafi’I dll sampai sekarang. Arkoun menyebut tiga tingkatan yaitu: klasik, skolastik, dan modern.

C. Dekontruksi

Dekontruksi adalah suatu kritik dari dalam sebagai upaya mengungkap aneka ragam atau sebelumnya tidak Nampak dan tidak dikatakan dalam teks. Teori dekonstruksi dalam pemikiran Arkoun diadopsi dari Jacques Derrida, seorang filosof postmodern Perancis. Menurut teori dekonstruksi, teks (termasuk teks agama) merupakan simbol yang tidak mengandung makna utuh tapi menjadi area pergaulatan yang terbuka.

Arkoun yang menggunakan dekonstruksi Derrida itu tidak sepakat dengan konsep oposisi binner. Ia membongkar konsep tersebut, alasannya yang pertama subjek dianggap superior sedangkan yang kedua objek hanya representasi palsu dari kebenaran atau sesuatu. 

Dekonstruksi pertama-tama dialamatkan kepada konsep wahyu yang berlanjut kepada fenomena tradisi Islam dan konsep-konsep lain yang berkaitan dengannya.tradisi dan metodologinya bagi Arkoun adalah produk imajiner sosial.

D. Kritik Historis-Antropologis

Kritik ini menggunakan pendekatan arkeologis Michel Foucault, yaitu sebuah pendekatan penelusuran sejarah. Menurutnya, tiap-tiap zaman mempunyai pengadaian-pengadaian tertentu, cara-cara pendekatan tertentu, cara-cara pendekatan tertentu, dan syarat-syarat pendekatan tertentu.

Foucault juga menyatakan kebenaran dan kekuasaan memiliki relasi. Tidak ada kuasa tanpa pengetahuan atau sebaliknya. Arkoun menetapkan Arkeologi pengetahuan Faucault untuk mengomentari sistem pemikiran Islam yang tertutup oleh korpus-korpus para ulama’.

MUKTI ALI (1923-2004)
Metode Memahami Agama 

A. Pengantar

Mukti Ali adalah Menteri Agama pada masa orde baru. Beliau menjadi menteri agama selama dua periode di dalam kabinet Pembangunan. Pada tahun itu banyak orang yang memiliki keraguan mengenai penelitian agama apakah bisa diteliti secara empiris atau tidak. 

Menurut Mukti Ali keadaanilmu agama Islam di Indonesia pada tahun itu sangatlah lemah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
a. Kurangnya bacaan ilmiah
b. Kurangnya aktivitas dan penelitian ilmiah
c. Kurangnya diskusi akademis
d. Rendahnya penguasaan bahasa asing
e. Kakunya pemikiran ulama’ tentang studi Islam

Posisinya sebagai menteri Agama membuatnya diamanati tugas yang sangat besar oleh Soeharto. Beliau diberi amanat agar mampu merangkul seluruh lapisan komunitas beragama di Indonesia untuk mensukseskan pembangunan pada masa itu. Pemerintah memfasilitasi pendirian majelis-majelis untuk pemimpin-pemimpin agama dan mengadakan dialog antar agama.

B. Metodologi Studi Islam

Metodologi adalah suatu ilmu yang memberi pengajaran tentang system dan langkah yang harus ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan. Studi Islam adalah ajaran-ajaran yang berhubungan dengan agama Islam. Metode pemahaman ajaran agama Islam sangat berperan penting dalam kemajuandan kemunduran pertumbuhan Islam. Studi Islam bertujuan untuk mengubah pemahaman dan penghayatan masyarakat inter dan antar agama.

C. Metodologi Studi Islam Mukti Ali

Dalam mempelajari studi agama, Mukti Ali memiliki beberapa metode, di antaranya:
a. Pendekatan Sosio-Historis
Mukti Ali melihat aspek sosial pada suatu masyarakat sangat penting untuk digunakan dalam pendekatan studi agama. Aspek historis digunakan Mukti Ali untuk melihat suatu fenomena berdasarkan sisi sejarahnya. Hal ini ditempuh untuk mencapai pemahaman dalam menganalisa suatu ajaran atau fenomena kepercayaan serta kebudayaan berdasarkan waktu terjadinya.
b. Pendekatan Tipologi
Pendekatan Tipologi dapat diterapkan dalam studi Islam yang didalamnya terdapat lima aspek: 1. Aspek ketuhanan, memahami tentang konsepsi ketuhanan. 2. Aspek kitab suci, memahami Al-Qur’an sebagai pedoman dan sumber hukum agama Islam. 3. Aspek kenabian, Mukti Ali mengatakan bahwa aspek kenabian penting untuk dikaji. 4. Aspek kondisi kejayaan Nabi 5. Aspek orang-orang terkemuka c. Pendekatan Scientific Cum Doctrine Dalam pendekatan ini Mukti Ali menerapkan metode ilmiah yang disatukan dengan doktrin atau ajaran-ajaran yang terkandung dalam suatu agama.

Contoh implikasi pemikiran Mukti Ali terlihat dari cara beliau mengembangkan pendidikan madrasah serta Institut Agama Islam agar sejajar dengan pendidikan yang umum. Mukti Ali berusaha merubah perspektif yang telah lama terbangun di dalam ajaranu lama-ulama terdahulu yang memahamiajaran Islam hanya dari segi dogma dan doktrin saja.

Mukti Ali adalah tokoh perbandingan agama yang mempunyai pemikiran yang fleksibel dalam memahami agama.Mukti Ali juga menerapkan beberapa konsep pluralisme dan toleransi yang lebih mengedapankan dialog antar umat beragama guna meminimalisir konflik. Dalamhalstudi agama, Mukti Ali memberikan warna baru dengan menyesuaikan studi Islam dengan metode yang bersifat normatif dan empiris sekaligus. 

HARUN NASUTION (1919-1998)
Islam Rasional

A. Biografi

Harun Nasution lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 23 September 1919.Beliau putra ke-4 dar Abdul Jabbar seorang ulama’ dan pedagang, juga seorang kadi dan penghulu di Pematang Siantar.Ibunya keturunan ulama’ Mandaling Tapanuli Selatang, pernah bermukim di Makkah pada tahun 1943. Harun Nasution mengawali pendidikan pada Usia 7 tahun di Belanda, Hollancsch Inlanceh Schoo (HIS). Kemudian tamat dari HIS Harun melanjutkan ke Moderne Islamietische Kweek School (MIK) dari sinilah awal munculnya sikap keberagamaannya berbeda dengan orang tuanya dan lingkungan . Harun berfikir secara Rasional sedangkan keluarganya cenderung Tradisional. Setelah lulus dari MIK Harun melanjutkan ke Saudi Arabia pada Universitas Al-Azhar Mesir Fakultas Ushuluddin dan tidak puas pindah ke Universitas Amerika di Kairo Harun mendalami ilmu pendidikan dan ilmu sosial. padaTahun 1962 melanjutkan studi di Univ. McGill Kanada. (mendapat gelar MA) . setelah lulus S1 nya Harun Melanjutkan studi ditempat yang sama (memperoleh gelar Ph.D)Disertasi berjudul “ Posisi Akal dalam Pemikiran Teologi M.Abduh”. kaena disertasinya ini Harun di anggap Neo Mu’tazilah.

Harun mengawali karir sebagai Pegawai di Departemen Dalam Negeri , tetapi tidak lama kemudian ia mengundurkan diri dan kembali ke Mesir menggeluti Ilmu Pengetahuan di Sekolah Tinggi Islam di bawah bimbingan ulama Fiqih Mesir terkemuka Abu Zahrah. Tahun 1953 kembali ke Indonesia, bertugas diDepartemen Luar Negeri bagian Timur Tengah. Lalu, pada Tahun 1969, kembali ke tanah air, melibatkan diri dalam bidang akademis .Harun menjadi dosen IAIN dan IKIP Jakarta dan Universitas Nasional Harun juga merangkap jabatan sebagai Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 11 tahun.padatahun 1973-1984, Harun menjadi ketua Lembaga Pendidikan A gama di IKIP Jakarta dan pada 1982-1997, Harun menjadi Dekan di Fakultas Pacasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karya beliau sebagai berikut :  Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah.  Islam Rasional : Gagasan Dan Pemikiran Prof. Dr. Harun Nasution.  Islam ditinjau dari berbagai Aspeknya

B. Islam Rasional Pemikiran Harun Nasution

Harun Nasution dalam bukunya, sebagaimana mengutip perkataan Professor Izutsu dalam Good and Man in the Koran, (Tokyo, 1964) al-aql pada zaman jahiliyah, berarti kemampuan memahami ayat-ayat tuhan yaitu religius. Akal, dalam bahasa yunani berarti nouns sedangkan dalam bahasa arab al-aql yang berarti daya fikir yang memakai otak sebagai alat berfikir.Dalam sejarah islam, mulanya berkembang pemikiran rasional (650-1250 M), lalu kemudian pemikiran tradisional (1250-1800 M). Menurut Harun perbedaan pemikiran rasioanal adalah kebebasan berfikir dalam memahami ajaran terikat pada arti lafzi dari teks Al-Qur’an dan hadist dengan akal sebagai posisi tertinggi, sedangkan pemikiran tradisional pemikiran yang terikat pada ijtihad ulama zaman klasik yang jumlahnya sangat banyak, pemikiran yang terikat pada arti lafzhi dari teks Al-Qur’an dan hadist sehingga sulit menyesuaikan dengan perkembangan modern.

Dalam bukunya Islam Rasional, Harun Nasution mengupas islam lewat pandangannya yang terangkum dalam empat pandangan yang dapat menjadi landasan pembaharuan islam:
a.  Agama rasional landasan pandangan dunia dan moral islam. Dalam memahami Al-Quran ulama islam membagi umat islam kedalam dua golongan besar: Kaum awam memahami misi Al-Quran sesuai dengan tingkatan kecerdasan yang ada pada mereka, sedangkan kaum khawas memahaminya menurut pengetahuan dan ketajaman akal yang mereka miliki.
b.   Teologi rasional landasan pembaharuan dan pembangunan umat. Untuk pandangan teologi rasional, harun merujuk kepada tradisi pemikiran teologi mu’tazilah dan faham qadariyah yang berarti manusia mempunyai kebebasan untuk berfikir dan bertindak.
c.    Masyarakat rasional landasan aspirasi sosial politik dan hubungan antar agama. Dalam menciptakan masyarakat rasional yang baik, dimulai membentuk manusia yang terdidik moralnya, hal ini merupakan langkah dasar hingga terciptanya masyarakat yang damai dan harmonis dalam menjalani pengabdiannya kepada Allah Yang Maha Esa. Prinsip-prinsip yang dipakai dalam mewujudkan masyarakat yang dimaksud adalah:
1) pemerintah yang adil dan demokratis;
2) organisasi pemerintahan yang dinamis;
3) kedaulatan.
d.   Budaya rasional landasan perkembangan pendidikan ilmu pengetahuan. Agama adalah wahyu dari tuhan yang sifatnya absolut, sedangkan kebudayaan adalah hasil pemikiran manusia dan bersifat relatif, tetapi diantara keduanya terdapat hubungan timbal balik. Peradaban yang dibangun islam adalah peradaban ilmu. Mulai ayat Al-Quran, sunah rasul, sejarah hidup rasul adalah bukti bagaimana perhatian islam terhadap ilmu begitu besar.

KH. ABDURRAHMAN WAHID (1940-2009)
Islam Kosmopolitan

A. Biografi

KH.Abdur rahman wahid lahir pada tanggal 7 September 1940 di Denanyar Jombang dan meninggal pada tanggal 30 Desember 2009. Merupakan anak petama dari 6 bersaudara, ayahya bernama Kh. Abdul Wahid hasyim, dan ibunya bernama Nyai Hj. Sholehah sama-sama dari keturunan pendiri NU. Pendidikan KH Abdur rahman wahid bahwa beliau pada dasarnya tidak pernah lulus secara formal dalam sebuah pendidikan, karena pemikiran-pemikirannya yang dirasa tidak sejalan dengan prosedur yang ada dalam universitas tersebut. Diawali dari belajar Al-Qur’an dari ayahnya ,dan belajar di pondok pesantren al-Munawwir dibawah asuhan KH. Alii Maksum.tetapi disitu tidak dapat belajar maksimal,pada 1957-1959 beliau belajar di pesantren tegalrejo dibawah asuhan Kh. Chuldlori.dan kemudian kembali kepondok pesantren tambak beras untuk mengurusi skolah muallimat disana.singkat cerita beliau mendapat beasiswa ke Mesir untuk melanjutkan studi S1nya dan lagi-lagi tidak puas, melanjutkan ke Baghdad, namun Baghdad kurang diakui beliau melanjutkan ke Belaanda, Jerman, Perancis dan kembali ke Indonesia pada tahun 1971.

Di Indonesia beliau bergabung dengan lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerapan Ekonomi dan Sosial ( LP3ES). Lembaga ini mendirikan majalah yang disebut prisma dan beliau menjadi Kontributor pada majalah ini dengan aktif menjadi seorang penulis yang handal. Kemudian pada tahun 1977 ia bergabung Universitas Hasyim Asy’ari dengan menjadi Dekan di fakultas Ushuluddin sekaligus aktif memberikan matakuliah pada fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin. Menurut catatan, sebelum ke Jakarta untuk mengembangkan dirinya, sekitar tahun 1974 gus Dur sempat ke IAIN Sunan Ampel Surabaya.awalnya ingin menjadi seorang dosen namun karena beliau tidak memiliki ijazah yang resmi, maka beliau ditolak.

Berbagai penghargaan telah diterima oleh Gus Dur, beliau aktif menerbitkan curahan pemikiran beliau dalam karya-karya tulis, antara lain : Islam Anda islam kita, Tuhan Tidak Perlu di Bela, Islam kosmopolitan: Nilai-nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan

B. Pemikiriran Abdurrahman Wahid

Titik tolak pemikiran Gus Dur yaitu dengan mengkritik modernisme yang diuniversalkan dengan menggunakan pisau tradisionalisme Islam.gaya pemikirannya yang mempertahankan tradisi Islam pesantren terbukti dengan pemikirannya mengenai universalisme dan Kosmopolitan peradaban Islam. 

Dalam persoalan universalisme islam, beliau tidak merujuk pada Al Qur'an atau hadis seperti yang sering digunakan kelompok Islam modernis, tetapi merujuk pada teori dalam ushul Al fiqh yang disebut dharuriyat Al khamsah. Kelima hal dasar itu adalah hifz ad Din yaitu tentang keselamatan keyakinan agama masing-masing,tanpa ada paksaan untuk berpindah agama. Kedua, hifz Al nafs yang dimaknai sebagai keharusan keselamatan fisik dari tindakan badani di luar ketentuan hukum.Ketiga hifz al aqli yaitu pemeliharaan atas kecerdasan akal.Keempat, hifz Al nasl yaitu keselamatan keluarga dan keturunan.Dan yang terakhir adalah hifz Al mal yaitu keselamatan hak milik, properti dan profesi dari gangguan dan penggusuran di luar prosedur hukum. Dengan demikian, bagi Gus Dur universalisme islam itu tercermin dalam ajaran-ajarannya yang mempunyai kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang dibuktikan dengan memberikan perlindungan pada masyarakat dari kezaliman dan kesewenang-wenangan. Atas makna yang demikian, konsep universalisme islam menjadi terbuka dengan berbagai kemungkinan perkembangan modern. Islam juga menjadi agama yang terbuka sehingga dari sinilah Gus Dur merumuskan konsep kosmopolitanisme Islam.

Dalam pandangan Gus Dur kosmopolitanisme ini berarti menghilangkan batsan etnis dalam kuatnya pluralitas budaya, heterogenitas politik dan kehidupan beragama yang ekletik selama berabad-abad.Watak kosmopolitanisme dan universalisme ini digunakan Gus Dur untuk melakukan pengembangan terhadap teologi Aswaja dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan masyarakat. Hal ini ditujukan agar Aswaja tidak menjadi doktrin yang baku dan beku, tetapi menjadi doktrin yang dinamis. Oleh karrna itu pengenalan Aswaja harus diperluas cakupannya meliputi dasar-dasar umum kehidupan bermasyarakat.

Perlu diketahui bahwa kosmopolitanisme dapat tercapai atau mencapai titik optimal apabila terjadi keseimbangan antara kecenderungan normatif kaum Muslim dan kebebasan berfikir semua warga masyarakat termasuk yang non muslim.

Implikasi dari penanaman nilai-nilai pemahaman kosmopolitanisme dalam pendidikan Islam itu sendiri sangatlah lua, serta dampak dari kosmopolitanisme budaya ini akan memantulkan kehidupan beragama yang ekletik. Kosmopolitanisme pada dasarnya memberi ruang penting pada peran individu dalam membentuk komunitas. Mengingat dampak globalisasi pada relasi-relasi sosial, kosmopolitanisme menegaskan bahwa perbedaan kultur individu, kelompok dan bangsa, itu merupakan batu pijakan dalam membangun tatanan komunitas global.

Secara umum karena kosmopolitanisme merupakan harapan ideal tentang warga dunia tanpa perbatasan. Pandangan lintas kultural dalam Kosmopolitan ini memberi arti akan pentingnya dialog dalam sebuah komunitas dengan landasan saling menghargai dan mengakui, sehingga dapat tercipta kehidupan yang damai. 

Sumber: DR. Limas Dodi, M.Hum. Pemikiran Modern Agama Islam.


Tipe yang Manakah Anda : Tipikal si Otak Kiri atau si Otak Kanan ?

Selain kerja keras dan disiplin tinggi, kunci sukses seseorang adalah mengetahui kemampuan dirinya untuk dikembangkan. Cari tahu mana saja kelebihan Anda yang bisa dikembangkan, maka dengan mudah jalan akan terbuka dan ditemukan.
Untuk mencari kelebihan Anda, ternyata sangat berhubungan erat dengan sistem kerja otak kiri dan kanan. Seseorang yang cenderung menggunakan otak kiri sangat cerdas dalam menyusun hal mengatur dan penghitungan. Sementara menerka yang cenderung bekerja dengan otak kana lebih menyukai pekerjaan yang berkaitan dengan praktek dan bekerja di bidang seni.
Apabila saat ini Anda sudah bekerja namun merasa tidak nyaman dengan pekerjaan Anda, bisa jadi Anda salah memilih pekerjaan. Yuk cari bidang pekerjaan sesuai dengan cara kerja otak.
Jawab beberapa pertanyaan berikut yang akan membantu Anda menentukan apakah Anda tipe si otak kanan atau si otak kiri.
1. Jika Anda diberi tugas untuk mengarang, maka yang akan Anda tulis adalah...
a. Menjabarkan sistem planet dan peredarannya
b. Menulis cerita bagaimana seekor gajah dapat menyelamatkan dunia

2. Menurut teman Anda, Anda adalah sosok yang...
a. Akademis dan terkenal selalu disiplin
b. Sosok yang populer dan ramai

3. Di pagi hari, Anda memilih pakaian berdasarkan...
a. Apa saja yang penting praktis
b. Seperti yang telah direncanakan semalam, karena ada acara yang spesial harus didatangi

4. Kalau ada dua pekerjaan yang menanti, maka Anda akan...
a. Menyelesaikan satu terlebih dahulu sampai sempurna, baru menyelesaikan yang lain
b. Mengerjakan yang satu, apabila bosan mengerjakan yang lain, dan kembali ke pekerjaan semula. Yang penting tidak bosan.

5. Dalam produksi film, kira-kira Anda akan berperan sebagai apa?
a. Pengarah gaya
b. Sebagai artisnya dong

6. Anda baru saja memenangkan sebuah tiket liburan selama seminggu ke pantai, Anda akan...
a. Mengajak serta kedua orang tua dan keluarga
b. Berlibur bersama teman-teman saja

7. Seseorang baru saja mengatakan bahwa Anda ini terlalu mementingkan penampilan. Maka Anda berpikir...
a. Masak sih?
b. Iya mungkin iya. Karena penampilan kan juga penting.

8. Dalam soal pilihan ganda, Anda akan...
a. Menelaah jawaban satu per satu kemudian baru memilih
b. Bingung memilih mana yang benar

9. Apabila Anda menonton film yang mengharukan maka Anda akan
a. Berkaca-kaca
b. Berusaha keras untuk tidak menangis

10. Saat beradu pendapat dengan orang lain Anda akan
a. Mengeluarkan semua fakta yang ada
b. Berusaha memanipulasi keadaan dan membuatnya lebih dramatis
Cek jawaban Anda di sini. Apabila jawaban Anda"

Kebanyakan A: Si Tipe Otak Kiri
Anda adalah tipe otak kiri, di mana Anda sosok pemikir yang praktis dan tak suka hal-hal yang muluk-muluk. Anda adalah tipe orang yang dikagumi karena kedisiplinan Anda. Anda sangat teliti dan tidak suka hal-hal atau barang yang berantakan. Anda akan menyelesaikan semua problem yang ditemui satu per satu terlebih dahulu sebelum menjamah problem lain.
Anda sangat pandai dalam hal menganalisa serta menemukan jawaban akan sebuah problem.

Kebanyakan B: Si Tipe Otak Kanan
Anda sosok yang ceroboh dan seringkali dibuat bimbang saat berhadapan dengan banyak pilihan. Anda sering kurang yakin dan kurang tegas, serta mudah tergiur rayuan.
Anda lebih senang berangan-angan dan cepat bosan. Gemar mendengarkan cerita fiksi dan khayalan serta menyukai hal-hal yang berkaitan dengan seni. Anda juga suka tantangan serta kejutan. Anda orang yang moody, dan tidak suka berkutat pada satu hal saja saat mengerjakan sesuatu.

Otak Kanan atau Otak Kiri ?

Otak adalah salah satu bagian vital manusia yang sangat riskan dan perlu dijaga karena merupakan salah satu bagian terpenting dalam hidup manusia selain jantung. Penelitian menyatakan bahwa bayi yang baru lahir memiliki sekitar 10 sampai 14 miliar sel otak, ini menunjukan sedikit perbedaan dengan orang dewasa. Sementara dengan berjalannya waktu, dilakukan penelitian yang hasilnya cukup mencengangkan dan memperlihatkan fakta bahwa HANYA 5% DARI RATUSAN JUTA SEL-SEL OTAK YANG MUNGKIN BERKEMBANG. DENGAN DEMIKIAN ADA95% YANG BELUM DIMANFAATKAN. SEANDAINYA saja dan diibaratkan Albert Einsten yang konon IQ nya mencapai angka 200 hanya memanfaatkan 5% dari 100% sel-sel otaknya, lalu bagaimana dengan kita yang ibarat kata hanya memiliki setengah dari IQ si Einsten?
Apakah kita termasuk orang Bodoh?
Tiiiddddaakk, TIDAK. Semua orang cerdas, tetapi kita hanya belum mampu mengoptimalkan sisa sel-sel otak kita. Lalu bagaimana cara kita mengoptimalkan kerja otak kita?
Otak memiliki bagian dengan tugas masing-masing, jadi adanya teori alam bahwa hidup itu harus balance memang benar. Seperti yang sering kita dengar tentang bagian Otak Kiri dan Otak kanan, mereka memiliki keunikan sendiri, berikut beberapa karakteristik tentang Otak Kiri dan Otak Kanan:
Karakteristik
Kelebihan
Kekurangan
Otak kiri
Logis, rasionalis, proses pengambilan keputusan dengan fakta analisis yang tinggi, cenderung tertutup, menyukai fakta dan detail, penalaran  logis
Logis, rasional, spesifik, kemampuan eksekutif yang tinggi, daya konsentrasi yang tinggi, menantang potensi diri, mampu memanfaatkan peluang dan kesempatan
Cenderung mudah stres dan tertekan, kurang fleksibel,
Otak
Kanan
Daya analisis yang rendah, emosional, terbuka dengan perasaan, proses pengambilan keputusan mengandalkan intuisi
Kreatif, penuh ide-ide, terbuka terhadap perasaannya, asertif
Kurang praktis, emosional, pengambilan keputusan yang implusif
Nah sekarang kalian tahu kan beberapa karakteristik otak kanan-kiri.  Dari kedua otak itu, pasti ada salah satu bagian yang lebih condong. Sekarang bagaimana kita tahu otak apa yang paling dominan dalam otak kita? Mau tau caranya?
Saya pernah diberitahu cara menentukan otak apa yang paling dominan dalam diri kita menurut permainan tangan, cara ini saya dapatkan dari tempat bimbel saya . sekali lagi ini menurut versi permainan, tapi hasilnya bisa dibuktikan dengan melihat hasil permainan dan menyocokkanya dengan karakteristik diatas. Kalau saya pribadi hasil dari permainan dengan karakterisik diatas memang benar. silahkan mencoba:::::
1.       Ulurkan ke2 tangan kalian kedepan
2.       Kemudian ke2 telapak tangan kalian saling berhadapan
3.       Tepukkan tangan kalian dengan jari yang masuk atau berselingan ( seperti orang yang bergenggaman )
4.       Kemudian lihatlah ibu jari tangan apa yang letaknya paling atas, itu menunjukan otak yang paling dominan dalam diri kalian
Contoh: jika ibu jari tangan kanan kalian yang berada paling atas, itu berarti otak kanan kalian yang lebih dominan, begitupun sebaliknya.
berikut cara mengoptimalkan kerja otak :

Tips : Cara Sederhana Mengoptimalkan Kinerja Otak

Apakah Anda sering lupa nomor PIN atau password komputer? Hal itu mungkin disebabkan karena perubahan usia dan biasanya hal tersebut dialami oleh seseorang yang sedang memasuki usia 30 tahun. Untuk menghindari kejadian tersebut dan membuat otak tetap bisa bekerja secara optimal meskipun usia bertambah ada beberapa cara sederhana mengoptimalkan kinerja otak yang bisa Anda lakukan.


1. Olahraga
Lakukanlah olahraga secara teratur karena bisa mencegah penurunan fungsi otak. Tim peneliti dari Beckman Institute dari University of Illinois, Amerika Serikat mereview beberapa penelitian tentang hubungan olahraga dengan fungsi otak. Mereka menemukan bahwa aerobik bisa meningkatkan kerja otak dan menambah volume jaringan pada otak. Selain aerobik, berjalan juga cukup efektif mengoptimalkan kerja otak.

Tips : Berjalanlah minimal 3 kali dalam satu minggu selama 50 menit. Tidak hanya membuat badan menjadi sehat, kerja otak Anda semakin maksimal.

2. Sikat gigi
Menurut tim dari "British psychiatrists and dentists", kesehatan gigi dan mulut berhubungan langsung dengan kesehatan otak. Hal itu diketahui setelah tim melakukan survei pada orang berusia 20 hingga 59 tahun. Peneliti menemukan gingivitis dan penyakit gigi lain berefek buruk pada fungsi kognitif otak seseorang di kemudian hari.

Tips: Sikat gigi setiap Anda selesai makan. Jangan biarkan sisa makanan menempel di gigi karena bisa memicu lubang pada gigi.

3. Bermain puzzle
Anda bisa menemani anak Anda bermain puzzle atau bermain puzzle sendiri. Dengan menyusun puzzle Anda merangsang kemampuan kognitif otak. Percobaan yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Alabama yang melibatkan 3.000 lansia pria dan wanita, menunjukkan bahwa setelah bermain puzzle selama 60 hingga 75 menit otak bekerja lebih optimal.

Tips : Saat waktu senggang, bermainlah puzzle atau mengisi teka-teki silang. Kegiatan tersebut bisa memberikan tantangan pada otak Anda. Agar suasana seru, ajaklah pasangan, teman atau anak Anda.

4. Meditasi
Tidak hanya mengurangi stres dan tekanan pada pikiran, meditasi juga meningkatkan kerja lapisan korteks pada otak. Hal itu diketahui dari penelitian yang dilakukan tim dari Massachusetts General Hospital. Penelitian menunjukan seseorang yang sering bermeditasi kerja korteks lebih maksimal dibandingkan yang tidak bermeditasi.

Tips : Meditasi baiknya dilakukan 40 menit setiap hari, tetapi Anda bisa memulainya dengan bermeditasi selama 15 menit sebelum berangkat kerja. Duduk dengan posisi bersila, pejamkan mata, ambil nafas dalam-dalam dan buang secara perlahan.

5. musik/seni
Leonardo da Vinci berpikir dengan cara menyeimbangkan otak kiri (seni–>musik dll) dan otak kanan (pelajaran)… cara ini lebih memaksimal kan kinerja kedua otak sehingga semua menjadi seimbang dan tetap fokus.

6. Pola Makan yang Baik
Berilah otakmu makanan yang mengandung anti oksidan dan omega 3 untuk memaksimalkan daya kerja saraf, sehingga otak mampu meningkatkan kinerjanya sampai kebatas maksimal.

7. Menggali Ingatan
Lihatlah kembali album foto lama atau buku tahunan sekolah anda. Otak anda adalah sebuah mesin ingatan, jadi biarkanlah ia bekerja supaya tidak berkarat. Ketika mendapat informasi yang baru, usahakan untuk membuat kaitan dengan informasi yang lama… Jadikanlah sesuatu yang telah kamu hafal sebagai tempat bergantung dan terus diulang tanpa harus melupakannya. Caranya adalah dengan mengingat informasi secara terus menerus sehingga kita membangun bank memori di otak kita…


8. kreativitas
Kemampuan kreatif seringkali membuat kita dapat mengolah dan mengadaptasi solusi dari satu bidang ke bidang lainnya, dan dari satu pengalaman ke pengalaman yang lainnya… sehingga otak akan terus ter-asah kemampuannya, Mempelajari dan mengulang atau melatih pelajaran dan keahlian yang baru dapat mengubah sistem organisasi di dalam otak… Latihan berkesinambungan membuat daya kerja otak meningkat dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah melatih otaknya



    Fenomen Deja Vu dari Segi Agama Islam


    Pernahkah kamu ketika melakukan suatu kegiatan tiba-tiba terbesit dalam hati, “Sepertinyasayapernah melakukan hal ini. Tapi kapan ya?” padahal kamu belum pernah mengalaminya. Konon, orang yang sering mengalami hal itu memiliki bakat spiritual tinggi. 

   Para skeptis menganggap itu hanya sensasi. Namun banyak juga ahli yang percaya bahwa hal itu memang nyata. Ada yang menyebut bahwa peristiwa yang dirasakan berlangsung pada kehidupan silam. Ini bagi penganut paham reinkarnasi. Bagaimana bagi orang islam? Surat Al Hadid ayat 22 di atas memberi sekilas isyarat. Bahwa segala sesuatu yang belum terjadi, sudah tertulis dalam kitab. Tengoklahjugasurat Ash-Shaaffaat (37) ayat 96, “Allah menciptakankamudanapa yang kamuperbuat.” 

    Semua peristiwa di bumi dan semua perbuatan kita memang sudah ada sejak awal. Lalu, akan terjadi satu persatu secara berurutan. Dan pada waktunya, ante rekam dalam saraf penyimpan di otak, mungkin suatu ketika terjadi short-circuit, korslet di otak seseorang. Lintasan listrik di otak melompat nyerempet sinyal ke wilayah yang belum terjadi. Maka orang merasa sudah pernah mengalami atau melihat sesuatu. Padahal yang terjadi adalah dia “pernah” melihat, tetapi di masa depan. Selama ini “pernah” hanya dikaitkan dengan masa lalu. Gejala déjà vu memperluas makna “pernah” hanya dikaitkan dengan masa lalu. Gejala déjà vu memperluas makna “pernah” ke masa lalu dan juga masa depan. 
Sementara serang dokter asal Mesir, Ahmad Syauqi Ibrahim, juga mempunyai pendapat yang menarik. Ia mengatakan bahwa déjà vu terkait dengan aktivitas roh manusia ketika sedang tidur. Ketika tidur, roh kita keluar dari dalam tubuh dan pergi menuju ke alam roh, baik masa lalu maupun masa depan, namun ia tetap memiliki hubungan dengan tubuh. Mungkin itu sebabnya, kita pernah melihat seseorang yang tidur dengan mata bergerak-gerak meskipun setengah terbuka.
Tapi nyatanya dalam mimpi pun sering kali kita merasa sulit untuk menjelaskan bahkan mengingatnya. Berbicara tentang tidur, sebuah hadis Nabi Muhammad saw. berikut mungkin memiliki korelasi, “Manusia itu tidur, dan tatkala mereka mati barulah mereka bangun.”
Kita semua ini masih dalam keadaan “tidur”, semua yang kita alami di dunia hanyalah mimpi, tidak nyata. Kalau kita selalu mengingat-ingat hal ini, bahwa dunia hanyalah mimpi sementara, maka semua beban akan lepas. Semua masalah menjadi ringan karena kita yakin bahwa masalah dunia hanyalah masalah kecil. Ketika kita mengalami déjà vu, mungkin itulah hikmah dalam bentuk peringatan dari Allah agar kita berhati-hati dalam berbuat; dan jika telah berbuat kesalahan untuk tidak mengulanginya.
Kita tidak mau mengeluh: “Ya Tuhan ku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telahakutinggalkan.” (QS. Almu’minûn: 99-100).
Kita juga tidak ingin berteriak: “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami?” (QS. Yâsin : 52)
Wallahua'lam...



    

Pengikut

About this blog